"Selamat Datang di Blog Saya"

Senin, 18 Juni 2012

Pembelajaran Tematik


BAB II
ISI

PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
1.      Mengapa Pembelajaran Tematik Diajarkan di SD?
Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas I, II & III) berada dalam rentangan usia dini. Pada usia dini, seluruh aspek perkembangan kecerdasan anak tumbuh dan berkembang sangat luar biasa cepat.
Menurut Piaget, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap berbagai obyek yang ada dalam lingkungannya. Proses belajar anak tidak sekedar menghafal konsep-konsep dan fakta-fakta, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih utuh. Hal ini sejalan dengan falsafah konstruksivisme yang menyatakan bahwa manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan ini tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak. Sejalan dengan tahapan perkembangan dan karakteristik cara anak belajar tersebut, maka pendekatan pembelajaran siswa SD kelas-kelas awal adalah pembelajaran tematik.

2.      Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1.         Berpusat pada siswa, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.
2.         Memberikan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.         Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.         Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5.         Bersifat fleksibel, dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6.         Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7.         Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

3.      Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik
a.         Kelebihan Pembelajaran Tematik
1.        Siswa akan belajar lebih mudah, karena materi pembelajaran dirancang dari yang mudah, dekat dengan mereka (kontekstual) dan dilakukan secara terpadu terkait dengan aspek sosial-emosi, kognitif, dan fisik melalui tema-tema yang subur dan sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari.
2.        Proses belajar akan mengalir secara alamiah, menyeluruh, melekat dengan pengalaman hidup siswa yang nyata.
3.        Membawa siswa mengembara ke dunia pengetahuan yang tiada berhingga, bergelutdenganimajinasi yang kreatif, yang akan menumbuhkan belajar dari dalam diri mereka sendiri (konstruktivis).
4.        Membantu perencanaan pembelajaran ke depan yang patut sesuai dengan keunikan mereka.
5.        Beban guru sebagai guru kelas akan lebih ringan.
6.        Guru dan siswa sama-sama jadi pembelajar dan kreatif.
7.        Mengasah kepekaan dan kreativitas sebagai guru-guru sejati.
8.        Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan pikiran dan sanubari yang akan menguatkan pribadi siswa.
9.        Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
10.    Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
11.    Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
b.        KelemahanPembelajaranTematik
Kelemahan pembelajaran tematik terletak pada kapasitas, kepustakaan, kreativitas guru (guru dituntut memiliki keterampilan tinggi dan guru diharapkan mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat) dan kurangnya waktu berpraktik. Jika guru tidak mendapat pelatihan khusus, maka model pembelajaran tematik akan mendapat banyak kendala di lapangan.

4.      AnalisisKurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum merupakan seperangkat perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyediaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diberlakukan Departemen Pendidikan Nasional melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), sesungguhnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) artinya kurikulum baru initetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa.
KTSP untuk jenjang pendidikan dasar dikembangkan oleh sekolah komite sekolah dengan berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang diterbitkan oleh BSNP. Pengembangan KTSP berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
KTSP juga dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik serta kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana antara kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi serta jenis pendidikan dengan tanpa membedakan suku, agama, dan antar golongan (SARA), adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan gender. Sehingga sejalan dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan KTSP adalah peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan  peserta didik, perkembangan IPTEK dan Seni, dinamika perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
A.       Kelebihan kurikulum 2006 (KTSP)
1.        Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam pendidikan. Sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersama-sama merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi lingkungan.
2.        Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan.
3.        KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa.
4.        KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 persen. Tetapi tetap memberikan tekanan bagi perkembangan siswa, karena diadakannya pengurangan jam pelajaran. Sehingga suasana yang tercipta pun terkesan sangat formal. Akibat yang lebih jauh lagi dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
5.        KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.

B.       Kelemahan kurikulum 2006 (KTSP)
1.        Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Sebagian guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreatifitas guru.
2.        Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling penting bagi pelaksanaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya.
3.        Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik konsepnya, penyusunannya, maupun praktek pelaksanaannya di lapangan. Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh.
4.        Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada pendapatan guru.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik diajarkan di SD untuk menyesuaikan dengan tahapan perkembangan dan karakteristik cara anak belajar pada usia yang masih dini.
Karakteristik pembelajaran tematik antara lain: Berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu, tenaga pendidik harus lebih kreatif dan banyak latihan untuk memecahkan permasalahan yang ada.

B.     Saran
Berakhirnya makalah tentang pembelajaran tematik ini, kami mengharap kepada para mahasiswa untuk lebih mempelajari secara mendalam tentang seluk-beluk pembelajaran tematik, karena kami merasa makalah ini masih kurang lengkap dan kurang sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar