KEL III
JENIS
LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING : GAMBAR DAN UMUM
Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan
orientasi, informasi, penempatan/ penyaluran, pembelajaran, konseling
perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok, sedangkan kegiatan
pendukungnya meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
Semua jenis layanan dan kegiatan pendukung tersebut
diselenggarakan dengan mengacu pada bidang-bidang bimbingan dan konseling
sebagaimana telah diuraikan. Bentuk dan isi layanan dan kegiatan pendukung
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa SD.
A.
LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Berikut ini akan dikemukakan secara umum tujuan dan
fungsi, materi, serta penyelenggaraan setiap jenis layanan bimbingan dan
konseling.
1.
Layanan
Orientasi
a.
Tujuan
dan Fungsi Orientasi
Layanan orientasi di SD di tunjukkan untuk siswa
baru (bila perlu melalui orang tue siswa) guna memberikan pemahaman dan
memungkinkan penyesuaian diri (terutama penyesuaian diri siswa) terhadap
lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan
orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan
sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan di sekolah lain yang mendukung
keberhasilan siswa. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi
ialah fungsi pemahaman dan pencegahan
b.
Materi
Umum dan Layanan Orientasi
Materi
yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam, yaitu
meliputi :
(1) Orientasi
umum sekolah yang baru dimasuki.
(2) Orientasi
kelas baru dan cawu baru.
(3) Orientasi
kelas terakhir dan cawu terakhir, EBTA/EBTANAS, ijazah.
c.
Penyelenggaraan
Layanan Orientasi
Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui
berbagai cara, terutama ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Selanjutnya
ketempat-tempat yang dimaksud (misalnya ruangan kelas, laboratorium,
perpustakaan dan lain-lain). Materi orientasi dapat diberikan guru kelas dan
kepala sekolah.
Materi orientasi dapat diberikan kepada sejumlah
siswa dalam bentuk pertemuan umum (yang diikuiti oleh sejumlah besar
hadirin/peserta), atau pertemuan klasikal (yang diikiuti oleh para siswa dari
satu kelas), atau pertemuan kelompok (yang diikuti oleh sejumlah peserta secara
terbatas).
Layanan orientasi diselenggarakan pada awal siswa
masuk SD, atau awal mengikuti kelas, atau cawu baru. Untuk siswa-siswa baru
diberikan pada minggu pertama cawu pertama kelas 1, atau kalau bisa pada minggu
sebelum cawu pertama dio kelas yang baru; sedangkan pada setiap awal cawu kedua
dan ketiga diselenggarakan orientasi bagi siswa-siswa yang baru memasuki cawu yang
dimaksudkan itu.
Bentuk lain penyelenggaraan layanan orientasi adalah
apa yang disebut “Hari Orientasi”. Pada hari yang telah dijadwalkan, selama
sehari penuh (dan jika diperlukan boleh lebih dari satu hari) digelar berbagai
acara orientasi yang telah direncanakan secara matang. Meskipun “Hari
Orientasi” itu ditunjukkan kepada siswa –siswa baru dan orang tua mereka, namun
seluruh warga sekolah diharapkan dapat ikut serta. Bahkan mereka yang baru saja
tamat dari sekolah itu dan para alumni lainnya diharapkan dapat memberikan
sumbangan pengalaman selama mereka berada disekolah itu.
2.
Layanan
Informasi
a.
Tujuan
dan Fungsi Layanan Informasi
Layanan informasi bertujuan ntuk membekali siswa
dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna
untuk mengenal diri. Merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai
pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui
layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan
prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan
sehari-hari dan mengambil keputusan.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis
layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
b.
Materi
Umum dan Layanan Informasi
Materi
yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam, yaitu
meliputi :
(1) Informasi
pengembangan diri
(2) Informasi
kurikulum dan proses belajar-mengajar
(3) Informasi
sekolah menengah
(4) Informasi
jawaban (awal/sederhana)
(5) Informasi
lingkungan (kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, keberagamaan,
sosial0budaya, dan lingkungan lainnya).
c.
Penyelenggaraan
Layanan Informasi
Layanan informasi dapat diselenggarakan melalui
ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang dilengkapi dengan peragaan, selebaran,
tayangan foto, film, atau video, dan peninjauan ke tempat-tempat yang
dimaksudkan. Berbagai narasumber, baik dari sekolah sendiri, sekolah lain,
lembaga-lembaga pemerintahan, maupun dari berbagai kalangan dimasyarakat dapat
diundang untuk memberikan iformasi kepada siswa. Seperti juga dalam layanan
orientasi, layanan informasi dapat diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuan
umum. Pertemuan klasikal, maupun pertemuan kelompok. Papan informasi dapat
diselenggarakan untuk menyampaikan berbagai bahan informasi dalam bentuk
tulisan, gambar, pamflet, dam lain sebagainya. Layanan informasi yang lebih
menyeluruh dapat diberikan dalam bentuk “Hari Informasi”.
3.
Layanan
Penempatan dan Penyaluran
a.
Tujuan
dan Fungsi Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa
berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk
dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler, program latihan, dan
kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan psikisya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
penempatan/penyaluran ialah fungsi pencegahan dan perkembangan/pemeliharaan.
b.
Materi
Umum Layanan Penempatan dan Penyaluran
Materi yang dapat diangkat melalui layanan
penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi :
(1) Penempatan
di dalam kelas : berdasarkan kondisi dan ciri pribadi dan hubungan sosial
siswa, serta “asas pemerintahan”.
(2) Penempatan
dan penyaluran ke dalam kelompok belajar, berdasakan kemampuan, dan kelompok
“campuran”
(3) Penempatan
dan penyaluran ke dalam program/kegiatan yang lebih luas.
c.
Penyelenggaraan Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran didahului oleh penelaahan tentang :
(1) Kondisi
fisik siswa yang meliputi :
a. Keadaan
panca indera (terutama mata dan telinga)
b. Ukuran
badan
c. Jenis
kelamin, dan
d. Keadaan
fisik lainnya
(2) Kemampuan
belajar, kemampuan berkomunikasi, bakat dan minat
(3) Kondisi
psikofisik, seperti terlalu banyak gerak, cepat lelah
Penelaahan hal-hal tersebut di atas dapat dilakukan
melalui pengamatan langsung, analisis hasil belajar dan himpunan data,
penyelenggaraan instrumentasi bimbingan dan konseling (tes dan inventori),
wawancara dengan siswa, analisisis laporan (misalnya laporan dan guru lain ),
serta diskusi dengan personil sekolah. Semua hasil telaah itu dipadukan
sehingga diperoleh kesimpulan yang mantap.
4.
Layanan
Pembelajaran
a.
Tujuan dan Fungsi Layanan Pembelajaran
Layanan
pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswamemahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi
belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntunan
kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Fungsi
utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi
pemeliharaan dan pengembangan.
b.
Materi
umum Layanan Pembelajaran
materi
yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran, ada berbagai macam, yaitu
meliputi :
(1) Pengembangan
siswa yang mengalami masalah belajar : tentang kemampuan, motivasi, sikap dan
kebiasaan belajar
(2) Pengembangan
motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
(3) Pengembangan
keterampilan belajar : membaca, mencatat ,bertanya dan menjawab, dan menulis.
(4) Pengajaran
perbaikan
(5) Program
pelayanan
c.
Penyelenggaraan
Layanan pembelajaran
Layanan
pembelajaran didahului oleh pengungkapan kemampuan dan kondisi siswa dalam
kegiatan belajarnya, sehingga dapat diketahui siswa-siswa yang :
(1) Cepat
dan sangat cepat dalam belajar
(2) Lambat
dan sangat lambat dalam belajar
(3) Kurang
motivasi dalam belajar
(4) Bersikap
dan berkebiasaan buruk dalam belajar
(5) Tidak
memiliki keterampilaan teknis dalam belajar yang memadai
Pengungkapan hal-hal
tersebut di atas dapat dilakukan melalui pengamatan langsung ,analisis hasil
belajar dan himpunan data , penyelenggaraan instrumentasi BK ( tes dan
inventori), wawancara dengan siswa , analisis laporan ( misalanya laporan dari
guru lain ),dan diskusi dengan personil sekolah. Hasil –hasil pengungkapan itu
dapat lebih di perkaya lagi melalui koferensi kasus. Semua hasil pengungkapan
itu dapat lebih diperkaya lagi melalui konferensi kasus. Semua hasil
pengungkapan itu disatukan sehingga diperoleh kesimpulan yang terpadu dan tepat
.
Sesuai dengan jenis dan
sifat materinya, serta tujuan khususnya, layanan pembelajaran dapat diselerakan
dalam bentuk kegiatan klasikal , dan/atau perorangan. Untuk berbagi materi
dalam kataitan dengan aspek belajar tertentu, kegiatan klasikal (yang diikuti
oleh siswa seluruh kelas yang di maksud) dengan metode ceramah yang disertai
tanya jawab dan bahkan diskusi dapat diselenggarakan. Lebih jauh,
kelompok-kelompok kecil ‘ dapat dibentuk untuk memperjelas ataupun
mempraktekkan materi yang di maksudkan itu.
Kegiatan
mengajar perbaikan dan program pengayaan dapat dilakukan oleh guru kelas. Guru
kelas menganalisis hasil belajar seluruh siswa di kelasnya sehingga dapart
didefinisikan secara tepat siswa-siswa yang memerlukan pengajaran perbaikan
ataupun program pengayaan. Selanjutnya, guru kelas menyusun program kegiatan
pengajaran perbaikan atau pengayaan untuk siswa-siswa yang memerlukan. Kegiatan
tersebut dapat diselenggarakan secara klasikal , kelompok, dan atau/
individual.
5.
Layanan
konseling perorangan
a.
Tujuan
dan Fungsi Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling
perorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka
dengan Guru Kelas atau pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahannya.
Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
b.
Materi
Layanan Konseling Perorangan
Materi yang dapat
diangkat melaui layanan koseling perorangan ada berbagai macam.yang pada
dasarnya tidak terbatas. Layanan ini dilaksanakan untuk segenap masalah siswa
secara perorangan (dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi ,
sosial, belajar , dan karier).
Setiap
siswa secara peroran gan dapat membawa masalah yang dalaminya kepada Guru Kelas
atau pembimbing . Lebih lanjut, Guru Kelas atau pembimbingh akan melayani siswa
dengan berbagai permasalahannya itu, seorang demi seorang , tanpa membedakan
pribadi siswa ataupun permasalahannya yang dihadapinya.
c.
Penyelenggaraan
Layanan Kongseling Perorangan
Pada
dasarnya layanan konseling perorangan terselenggara atas inisiatif siswa yang
mengalami masalah. Namun demikian. Guru Kelas tidak boleh hanya sekedar
menunggu saja kedatangan siswa untuk meminta diberi layanan konseling
perorangan.
Guru
Kelas dapat memanggil siswa untuk mengkonsultasikan masalahnya kepada Guru
Kelas. Pemanggilan ini didahului oleh analisis yang mendalam tentang perlunya
siswa yang bersangkutan dipanggil, sehingga pemanggilan itu benar-benar
beralasan dan kedatangan siswa kepada Guru Kelas akan memberikan hasil yang
cukup berarti. Analisis tersebut meliputi antaralain analisis hasil belajar.
Hasil instrumentasi bimbingan dan konseling, hasil pengamatan, dan/ atau
laporan dari pihak-pihak tertentu.
Kedatangan
siswa kepada Guru Kelas dapat pula memalui orng lain , misalnya Kepala sekolah
, Guru Mata Pelajaran, Ornag Tua, atau pihak-pihak lain berkenaan dengan cara
kedatangan siswa yang tidak sama itu (datang atas kemauan sendiri, karena
dipanggil atau disuruh/ melaluyi orang lain) , Guru Kelas tidak boleh
membedakan para siswa itu atas cara kedatangan mereka.
Guru
Kelas melaksanakan layanan konseling secara intensif dengan menerapkan berbagai
teknik konseling dari teknik pengungkapan maslah , sampai teknik pengubahan
tingkah laku. Apabila dipelukan Guru Kelas dapat menghtlangankan siswa yang
memerlukan konseling kepada pembimbing yang lebih ahli.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok
layanan
bimbingankelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secra bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama dari Guru Kelas) yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, angota keluarga dan masyrakat. Dengan demikian, selain dapat
membubuhkan saling hubungan yang baik diantara anggota keluarga , kelompok,
kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi
lingkungan, juga dapat mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai
hal-hal yang diingankan sebagaimana terungkapdidalam kelompok
Fungsi
utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi
pemahaman dan pengembangan.
b. Materi Umum Layanan Bimbingan Kelompok
Melalui
dinamika dalam bimbingan kelompok dapat
dibahas berbagai hal yang amat beragam (dan tidak terbatas) yang berguna bagi
siswa (dalam segenap bidang bimbingan ). Materi tersebut antara lain meliputi :
(1) Pemahaman
dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
(2) pemahaman
tentang berbagai peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar dan masyarakat.
(3) pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif
( untuk belajar dan kegiatan sehari-hari, serta waktu senggang )
(4) pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar, timbul kegagalan belajar
dan cara-cara penanggulangannya (termasuk EBTA, EBTANAS )
(5) pengembangan hubungan sosial yang efektif dan
produktif
(6) pemahaman
tentang dunia kerja dan pilihan jabatan serta perencanaan masa depan (secara
sederhana )
(7) pemahaman
tentang pendidikan lanjutan
c. Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok
memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan layanan bimbingan. Agar
dinamika kelompok yang berlangsung di dalam kelompok tersebut dapat secara
efektif bermanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok, maka jumlah anggota
sebuah kelompok tidak boleh terlalu besar, sekitar 10 orang, atau paling banyak
15 orang. Jumlah siswa dalam satu kelas dapat dibagi menjadi 3-4 kelompok.
Untuk kelompok –kelompokm siswa siswa itu Guru Kelas
menyusun jadwal kegiatan kelompok secara teratur, misalnya setiap kelompok
melaksanakan kegiatan sekali dalam dua minggu, dengan topik-topik bahasan yang
bervariasi. Situasi dan kejadian-kejadian aktual, baik disekolah, dirumah,
ataupun dimasyarakat ( misalnya banyak siswa yang absen, corat-coret pada
dinding kelas atau bangku siswa, mempergunakan sumber-sumber belajar secara
lebih efisien, mengisi waktu senggang, bagaimana membantu urusan rumah tangga,
peristiwa tabrak lari, kebersihan lingkungan, akibat terlalu banyak nonton
televisi, dsb ) perlu dijadikan topik yang hangat untuk dibicarakan oleh setiap
kelompok siswa.
Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok perlu
mendapat penekanan yang sungguh-sungguh. Melalui bimbingan kelompok mpara siswa
:
(1) diberi
kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang
terjadi di sekitarnya. Pendapat mereka itu boleh jadi bermacam-macam, ada yang
positif dan ada yang negatif. Semua pendapat itu, melalui dinamika kelompok
(dan berperannya Guru Kelas atau pembimbing), diluruskan ( bagi
pendapat-pendapat yang salah/negatif), disinkronisasikan dan dimantapkan
sehingga para siswa :
(2) memiliki
pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka
bicarakan itu. Pemahaman yang obyektif, tepat dan luas itu diharapkan dapat :
(3) menimbulkan
sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang
bersangkut-paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan didalam kelompok. “Sikap
Positif” disini dimaksudkan : menolak hal-hal yang salah/buruk/negatif dan
menyokong hal-hal yang benar/baik/positif. Sikap positif ini lebih jauh
diharapkan dapat merangsang para siswa untuk :
(4) menyusun
program-program kegiatan guna mewujudkan “penolakan terhadap yang buruk dan
sokongan terhadap yang baik” itu. Lebih jauh lagi, program-program kegiatan itu
diharapkan dapat mendorong siswa untuk :
(5) melaksanakan
kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana mereka
programkan semula.
7. Layanan
Konseling Kelompok
a.
Tujuan
dan Fungsi Layanan Konseling Kelompok
Layanan
konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan
pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Layanan konseling
kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana
kelompok.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
konseling kelompok ialah fungsi pengentasan.
b.
Materi
Umum Layanan Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan konseling yang
diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompokmyang
terjadi didalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah
perorangan yang muncul didalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah
dalam segenap bidang bimbingan (yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial,
belajar, dan karier).
Seperti dalam konseling perorangan, setiap anggota
kelompok dapat menampilkan masalah yang dirasakannya. Masalah-masalah tersebut
“dilayani” melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok,
masalah demi masalah satu persatu, tanpa kecuali, sehingga semua masalah terbicarakan.
c.
Penyelenggaraan
Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
merupakan dua jenis layanan yang saling keterkaitannnya sangat besar. Keduanya
mempergunakan dinamika kelompok sebagi media kegiatannya. Apabila dinamika kelompok
dikembangkan dan dimanfaatkan secara efektif didalam kedua jenis layanan itu,
maka hasil yang dapat diharapkan dicapai melalui kedua jenis layanan itu secara
bersama-sama, kecuali hal-hal yang bersangkut paut dengan pemahaman (sebagai
fungsi pokok bimbingan kelompok) dan pengentasan masalah (sebagai fungsi pokok
konseling kelompok ) adalah suasana kejiwaan yang sehat, antara lain berkenaan
dengan spontanitas, perasaaan positif (seperti senang, gembira, rileks, nikmat,
puas, bangga), katarsis, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan sosial.
Dalam kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan
kelompok maupun konseling kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh
anggota kelompok adalah :
(1) Membina
keakraban dalam kelompok
(2) Melibatkan
diri secara penuh dalam suasana kelompok
(3) Bersama-sama
mencapai tujuan kelompok
(4) Membina
dan mematuhi aturan kegiatan kelompok
(5) Ikut
serta dalam seluruh kegiatan kelompok
(6) Berkomunikasi
secara bebas dan terbuka
(7) Membantu
anggota lain dalam kelompok
(8) Memberikan
kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok
(9) Menyadari
pentingnya kegiatan kelompok
Dalam konseling kelompok masalah pribadi setiap
anggota kelompok dibicarakan melalui dinamika kelompok. Semua anggota (yang
pada dasarnya adalah teman sebaya) ikut secara langsung dan aktif membicarakan
masalah kawannya dengan tujuan agar anggota kelompok yang bermasalah itu
terbantu dan masalahnya terentaskan.
Pemimpin kelompok (dalam hal ini Guru kelas atau
Pembimbing) mengembangkan suasana kelompok sehingga seluruh anggota kelompok
bersukarela membuka diri masing-masing dengan (1) mengemukakan masalah
pribadinya, dan selanjutnya (2) berpartisipasi aktif membantu kawan
(sekelompok) memecahkan masalahnya. Di satu segi, anggota kelompok yang akan
mengemukakan masalah pribadinya harus mendapat jaminan bahwa kerahasiaan
pribadinya akan terjaga, dan di segi lain anggota kelompok lainnya dengan
sungguh-sungguh sanggup menyimpan dan menjaga kerahasiaan semua masalah
kawan-kawannya itu. Untuk ini diperlukan teknik tersendiri yang harus benar-benar
dikuasai dan diterapkan oleh Guru kelas atau pembimbing.
Untuk setiap masalah, pembicaraan langsung ditujukan
kepada teratasinya masalah itu. Semua anggota kelompok ikut serta dalam
pembicaraan dengan menyumbangkan pendapat untuk membantu kawannya yang sedang
mengalami masalah. Sebagai fasilitator , Guru Kelas atau Pembimbing mengatur
lalu lintas dinamika kelompok yang berkembang, melalui penguatan, meluruskan
hal-hal yang kurang sesuai, merangsang didiskusikannya lebih lanjut sesuatu
yang perlu, dsb. Secara kesseluruhan, pembahasan tentang masalah klien
diusahakan mencapai inti permasalahan serta arah dan alternatif pemecahannya,
8.
Operasionalisasi Penyelenggaraan
Pelayanan
Sesuai dengan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling, sebagaimana tertera dalam Bagian Pertama (Panduan
Umum) pelayanan bimbingan dan konseling di SD diberikan kepada semua siswa.
Berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling diatas perlu dirinci menjadi
satuan-satuan kegiatan layanan yang masing-masing diuraikan (lihat lampiran)
serta dipersiapkan dengan kebutuhan siswa sebagai sasaran layanan.
Dalam penyelenggaraan setiap layanan
yang sudah dirinci tersebut, Guru Pembimbing perlu memperhatikan dan menerapkan
:
(1) Prosedur
dan teknik masing-masing layanan secara tepat.
(2) Asas-asas
dan kode etik profesional bimbingan dan konseling.
(3) Kerja
sama dengan pihak lain. Baik pihak lain disekolah maupun diluar sekolah, sesuai
dengan peranan masing-masing pihak tersebut.
B.
KEGIATAN
PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
Semua
jenis kegiatan pendukung dilaksanakan di SD dan secara langsung dikaitkan pada
keempat bidang bimbingan, serta disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
siswa SD. Hasil kegiatan pendukung dipakai untuk memperkuat satu atau beberapa
jenis layanan bimbingan dan konseling.
Beberapa
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling meliputi kegiatan pokok, sbb :
1.
Aplikasi
Instrumentasi
a.
Tujuan
dan Fungsi Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi
Instrumentasi bermaksud mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik
(baik secara individual maupun kelompok). Tujuan utama bimbingan yang diemban
oleh kegiatan penunjang aplikasi instrumentasi ialah fungsi pemahaman.
b.
Materi
Umum Aplikasi Instrumentasi
Data
dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan
dan konseling pada umumnya meliputi :
1) Kondisi
keluarga dan lingkungan
2) Informasi
karier dan pendidikan
3) Sikap,
kebiasaan, keterampilan, dan kemampuan belajar
4) Kemampuan
dan kondisi mental dan fisik siswa
5) Kebiasaan
dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
c.
Penyelenggaraan
Aplikasi Instrumentasi
Untuk
mengungkapkan dan mengumpulkan berbagai data dan keterangan yang diperlukan
dalam bimbingan dan konseling di manfaatkan sejumlah instrument, baik yang
berupa tes maupun non tes.
Penggunaan
instrument standar tidak boleh oleh sembarang orang, melainkan oleh mereka yang
telah memiliki kemampuan dan kewenangan khusus untuk menyelenggarakan
instrument yang dimaksudkan itu.
2.
Himpunan
Data
a.
Tujuan
dan Fungsi Himpunan Data
Penyelenggaraan
himpunan data bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Fungsi utama
bimbingan yang didukung oleh penyelenggaraan himpunan data ialah fungsi
pemahaman.
b.
Materi
Umum Himpunan Data
Berbagai hal yang termuat di dalam
himpunan data meliputi pokok-pokok data/keterangan tentang :
1) Identitas
siswa dan keluarganya
2) Hasil
aplikasi intrumentasi
3) Hasil
belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa
4) Catatan
anecdot
5) Informasi
pendidikan dan jabatan
6) Laporan
dan catatan khusus
c.
Penyelenggaraan
Himpunan Data
Himpunan
data dapat meliputi hasil wawancara, konferensi kasus, kunjungan rumah,
analisis hasil belajar, pengamatan, dan hasil upaya pengumpulan bahan lainnya
yang dianggap relevan dengan pelayanan bantuan terhadap siswa.
Keseluruhan
data yang dikumpulkan dapat dikelompokkan menjadi
a.
Data
pribadi
Himpunan
data pribadi dilakukan terpisah untuk setiap siswa. Karena himpunan data
pribadi bersifat berkelanjutan, maka harus ada kerja sama antar guru kelas. himpunan
data pribadi siswa memang perlu lengkap dan menyeluruh, tetapi harus tetap
sederhana, ringkas, dan bersifat seperlunya.
b.
Data
kelompok
Data
kelompok menyangkut aspek tertentu dari sekelompok siswa, seperti gambaran dari
sekelompok siswa, seperti gamabaran menyeluruh hasil belajar siswa satu kelas,
hasil sosiometri, laporan penyelenggaraan dan hasil diskusi/belajar kelompok,
penyelenggaraan dan isi bimbingan dan konseling kelompok, dsb.
c.
Data
umum
Untuk dapat menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, Guru Kelas
wajib mengembangkan pemahaman, prosedur dan teknik masing-masing layanan itu
melalui pendidikan prajabatan tenaga bimbingan dan konseling serta kegiatan
pengembangan lainnya yang diprogramkan secara tepat. Demikian juga, asas-asas
dan kode etik bimbingan perlu dihayati sedalam dalamnya dan diterapkan
setepat-tepatnya. Asas dan kode etik adalah jiwa dari setiap layanan.
Data
Umum tidak secara langsung menyangkut diri siswa baik secara pribadi
(perorangan) ataupun kelompok. Data ini berasal dati luar diri siswa, seperti
informasi pendidikan dan jabatan. Informasi lingkungan fisik-sosial-budaya.
Data ini biasanya dihimpun dalam bentuk tersendiri, misalnya berbentuk buku
atau kumpulan leaflet tentang informasi pendidikan, informasi jabatan,
informasi social-budaya dan lain sebagainya.
3. Konferensi Kasus
a. Tujuan dan Fungsi
Konferensi Kasus
Dalam
konferensi kasus secara spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa
tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait
(seperti Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran, Kepala Sekolah, orang tua dan tenaga
ahli lainnya) yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan lebih lanjut
serta kemudahan –kemudahan bagi terentasannya permasalahan tersebut. Konferensi
kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Pembahasan permasalahan dalam
konferensi kasus juga menyangkut upaya pengentasan masalah dan peranan
masing-masing pihak dalam upaya yang di maksud. Fungsi utama bimbingan yang
diemban oleh konferensi kasus ialah fungsi pemahaman
dan pengentasan.
b. Materi Umum
Konferensi Kasus
Materi
pokok yang dibicarakan dalam konferensi kasus ialah segenap hal yang menyangkut
permasalahan (kasus) yang dialami oleh siswa yang bersangkutan. Permasalahan
didalami dan dianalisis berbagai seginya baik rincian masalahnya, sebab-sebab
dan sangkut-paut antara berbagai hal yang ada didalamnya, maupun berbagai
kemungkinan pemecahannya serta factor-faktor penunjangannya.
c. Penyelenggaraan
Konferensi Kasus
Tidak semua masalah siswa perlu
dikonferensi kasuskan. Guru kelas menyelenggarakan konferensi kasus hanya
apabila untuk penanganan suatu masalah siswa diperlukan data/keterangan
tambahan atau masukan dari pihak-pihak tertentu.
Guru kelas sebagai penyelenggara
pertemuan menjelaskan tujuan konferensi kasus dan menguraikan secara garis
besar kasus yang hendak dibicarakan. Dalam seluruh pembicaraan, asas
kerahasiaan harus diselenggarakan secara ketat. Untuk kelas tinggi di SD,
rencana penyelenggaraan konferensi kasus dibicarakan terlebih dahulu dengan
siswa yang bermasalah. Isi pembicaraan didalam konferensi kasus sama sekali
tidak boleh dibocorkan atau dibicarakan ditempat lain.
Dalam pertemuan itu Guru kelas
mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan
data/keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan
permasalahan siswa yang kasusnya sedang dibicarakan. Hasil yang diharapkan dari
konferensi kasus yang sukses ialah apabila Guru kelas memperoleh data/keterangan
tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya
komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengetasan masalah
siswa.
4. Kunjungan Rumah
a. Tujuan dan Fungsi
Kunjungan Rumah
Kunjungan
rumah mempunyai tujuan pokok, yaitu untuk memperoleh berbagai keterangan (data)
yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa, dalam rangka
pembahasan dan pengetasan permasalahan siswa.
Fungsi utama bimbingan yang diemban
oleh kegiatan kunjungan rumah ialah fungsi
pemahaman dan pengentasan.
b. Materi Umum
Kunjungan Rumah
Dengan
kunjungan rumah akan diperolah berbagai data dan keterangan tentang berbagai
hal yang besar. Kemungkinan ada sangkut –pautnya dengan permasalahan siswa.
Data/keterangan ini meliputi :
(1) Kondisi
rumah tangga dan orang tua
(2) Fasilitas
belajar yang adadirumah
(3) Hubungan
antar anggota keluarga
(4) Sikap
dan kebiasaan anak (siswa)dirumah
(5) Berbagai
pendapat orang tua dan anggota keluarga lainnya terhadap anak (siswa)
(6) Komitmen
orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak dan pengetasan
masalah anak (siswa)
c. Penyelenggaraan
Kunjungan Rumah
Untuk
kunjungan rumah Guru kelas perlu mengadakan persiapan berupa :
(1) Pembicaraan
dengan siswa yang bersangkutan tentang rencana kunjungan rumah
(2) Rencana
yang matang yang mencakup antara lain :
(a) Waktu
kunjungan
(b) Isi
kunjungan
(3) Pemberitahuan
kepada orang tua yang akan dikunjungi
Anggota keluarga
diminta mengemukakan segala hal yang penting berkenaan dengan masalah siswa,
dan hal itu semua akan dirahasiakan oleh Guru kelas.
Hasil yang diharapkan
dari kunjungan rumah yang sukses ialah apabila Guru Kelas memperoleh
data/keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan
memperoleh komitmen yang kuat dari orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk
memecahkan masalah tersebut.
5. Alih Tangan Kasus
a. Tujuan dan Fungsi
Alih Tangan Kasus
Guru
kelas dapat mengalih tangankan permasalahan siswa kepada ahli-ahli lain yang
relevan, seperti Guru Pembimbing, konselor, dokter, psikiater, ahli agama, dan
lain-lain.
Alih tangan kasus bertujuan
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami
siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak
yang lebih ahli
Fungsi Utama bimbingan yang diemban
oleh kegiatan alih tangan ialah fungsi
pengetasan.
b. Materi Umum Alih
Tangan Kasus
Materi
yang dialih tangankan ialah bagian dari permasalahan yang belum tuntas
ditangani oleh Guru Kelas . materi khusus itu perlu dialihtangankan karena Guru
Kelas tidak secar khusus membidangi materi itu, atau dengan kata lain, materi
diluar bidang keahlian ataupun kewenangan Guru Kelas.
c. Penyelenggaraan Alih
Tangan Kasus
Alih
tangan kasus hanya dilakukan apabila Guru Kelas menjumpai kenyataan bahwa
sebagian atau keseluruhan inti permasalahan siswa berada diluar kemampuan /
kewenangan Guru Kelas.
Proses Alih tangan dimulai dengan pembicaraan
dengan siswa yang bersangkutan tentang perlunya mengalihtangan kan kasus
itu(terutama siswa kelas tinggi) selanjutnya dengan surat pengantar sebagaimana
layaknya, kasus itu diantarkan kealamat yang di tuju. Surat pengantar disertai
dengan gambaran secara garis besar materi khusus permasalahan yang
dialihtangankan.
Dengan membawa surat pengantar itu, siswa yang bersangkutan
(siswa kelas tinggi) menemui ahli yang dimaksud. Penanganan masalah siswa
sepenuhnya berada ditangan ahli tempat alih tangan itu.
6. Operasionalisasi dan Penggunaan Hasil kegiatan
Pendukung
Penyelenggaraan kegiatan pendukung
perlu menerapkan secara tepat prosedur dan teknik untuk setiap kegiatan itu.
Demikian pula asas-asas dan kode etik bimbingan harus melandasi setiap
kegiatan. Kerjasama berbagai pihak, sesuai dengan peranannya masing-masing,
akan lebih menjamin suksesnya kegiatan
yang dimaksudkan.
Kegiatan pendukung berfungsi
mendukung/ membantu penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling.
Dalam kaitan ini perlu diingatkan bahwa pendukung menjadi kurang penting dan
tidak perlu dilaksanakan.
Kegiatan pendukung tetap penting dan
perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan
pendukung jangan sampai mendesak dan mengecilkan penyelenggaraan bimbingan dan
konseling yang sifatnya lebih utama itu. Keadaan yang terbaik adalah apabila
segenap layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan
memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara dengan
mantap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar