"Selamat Datang di Blog Saya"

Rabu, 09 Januari 2013

JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING : GAMBAR DAN UMUM


KEL III 
JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING : GAMBAR DAN UMUM
Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan/ penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok, sedangkan kegiatan pendukungnya meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
Semua jenis layanan dan kegiatan pendukung tersebut diselenggarakan dengan mengacu pada bidang-bidang bimbingan dan konseling sebagaimana telah diuraikan. Bentuk dan isi layanan dan kegiatan pendukung disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa SD.

A.    LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Berikut ini akan dikemukakan secara umum tujuan dan fungsi, materi, serta penyelenggaraan setiap jenis layanan bimbingan dan konseling.
1.      Layanan Orientasi
a.      Tujuan dan Fungsi Orientasi
Layanan orientasi di SD di tunjukkan untuk siswa baru (bila perlu melalui orang tue siswa) guna memberikan pemahaman dan memungkinkan penyesuaian diri (terutama penyesuaian diri siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan di sekolah lain yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan
b.      Materi Umum dan Layanan Orientasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam, yaitu meliputi :
(1)   Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki.
(2)   Orientasi kelas baru dan cawu baru.
(3)   Orientasi kelas terakhir dan cawu terakhir, EBTA/EBTANAS, ijazah.
c.       Penyelenggaraan Layanan Orientasi
Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara, terutama ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Selanjutnya ketempat-tempat yang dimaksud (misalnya ruangan kelas, laboratorium, perpustakaan dan lain-lain). Materi orientasi dapat diberikan guru kelas dan kepala sekolah.
Materi orientasi dapat diberikan kepada sejumlah siswa dalam bentuk pertemuan umum (yang diikuiti oleh sejumlah besar hadirin/peserta), atau pertemuan klasikal (yang diikiuti oleh para siswa dari satu kelas), atau pertemuan kelompok (yang diikuti oleh sejumlah peserta secara terbatas).
Layanan orientasi diselenggarakan pada awal siswa masuk SD, atau awal mengikuti kelas, atau cawu baru. Untuk siswa-siswa baru diberikan pada minggu pertama cawu pertama kelas 1, atau kalau bisa pada minggu sebelum cawu pertama dio kelas yang baru; sedangkan pada setiap awal cawu kedua dan ketiga diselenggarakan orientasi bagi siswa-siswa yang baru memasuki cawu yang dimaksudkan itu.
Bentuk lain penyelenggaraan layanan orientasi adalah apa yang disebut “Hari Orientasi”. Pada hari yang telah dijadwalkan, selama sehari penuh (dan jika diperlukan boleh lebih dari satu hari) digelar berbagai acara orientasi yang telah direncanakan secara matang. Meskipun “Hari Orientasi” itu ditunjukkan kepada siswa –siswa baru dan orang tua mereka, namun seluruh warga sekolah diharapkan dapat ikut serta. Bahkan mereka yang baru saja tamat dari sekolah itu dan para alumni lainnya diharapkan dapat memberikan sumbangan pengalaman selama mereka berada disekolah itu.
2.      Layanan Informasi
a.      Tujuan dan Fungsi Layanan Informasi
Layanan informasi bertujuan ntuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri. Merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
b.      Materi Umum dan Layanan Informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam, yaitu meliputi :
(1)   Informasi pengembangan diri
(2)   Informasi kurikulum dan proses belajar-mengajar
(3)   Informasi sekolah menengah
(4)   Informasi jawaban (awal/sederhana)
(5)   Informasi lingkungan (kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, keberagamaan, sosial0budaya, dan lingkungan lainnya).

c.       Penyelenggaraan Layanan Informasi
Layanan informasi dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, film, atau video, dan peninjauan ke tempat-tempat yang dimaksudkan. Berbagai narasumber, baik dari sekolah sendiri, sekolah lain, lembaga-lembaga pemerintahan, maupun dari berbagai kalangan dimasyarakat dapat diundang untuk memberikan iformasi kepada siswa. Seperti juga dalam layanan orientasi, layanan informasi dapat diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuan umum. Pertemuan klasikal, maupun pertemuan kelompok. Papan informasi dapat diselenggarakan untuk menyampaikan berbagai bahan informasi dalam bentuk tulisan, gambar, pamflet, dam lain sebagainya. Layanan informasi yang lebih menyeluruh dapat diberikan dalam bentuk “Hari Informasi”.
3.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
a.      Tujuan dan Fungsi Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler, program latihan, dan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan psikisya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan/penyaluran ialah fungsi pencegahan dan perkembangan/pemeliharaan.
b.      Materi Umum Layanan Penempatan dan Penyaluran
Materi yang dapat diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi :
(1)   Penempatan di dalam kelas : berdasarkan kondisi dan ciri pribadi dan hubungan sosial siswa, serta “asas pemerintahan”.
(2)   Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar, berdasakan kemampuan, dan kelompok “campuran”
(3)   Penempatan dan penyaluran ke dalam program/kegiatan yang lebih luas.
c.       Penyelenggaraan  Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran didahului oleh penelaahan tentang :
(1)   Kondisi fisik siswa yang meliputi :
a.       Keadaan panca indera (terutama mata dan telinga)
b.      Ukuran badan
c.       Jenis kelamin, dan
d.      Keadaan fisik lainnya
(2)   Kemampuan belajar, kemampuan berkomunikasi, bakat dan minat
(3)   Kondisi psikofisik, seperti terlalu banyak gerak, cepat lelah
Penelaahan hal-hal tersebut di atas dapat dilakukan melalui pengamatan langsung, analisis hasil belajar dan himpunan data, penyelenggaraan instrumentasi bimbingan dan konseling (tes dan inventori), wawancara dengan siswa, analisisis laporan (misalnya laporan dan guru lain ), serta diskusi dengan personil sekolah. Semua hasil telaah itu dipadukan sehingga diperoleh kesimpulan yang mantap.

4.      Layanan Pembelajaran

a.     Tujuan dan Fungsi Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswamemahami dan  mengembangkan sikap dan kebiasaan  belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntunan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
b.      Materi umum Layanan Pembelajaran
materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran, ada berbagai macam, yaitu meliputi :
(1)   Pengembangan siswa yang mengalami masalah belajar : tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar
(2)   Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
(3)   Pengembangan keterampilan belajar : membaca, mencatat ,bertanya dan menjawab, dan menulis.
(4)   Pengajaran perbaikan
(5)   Program pelayanan

c.       Penyelenggaraan Layanan pembelajaran
Layanan pembelajaran didahului oleh pengungkapan kemampuan dan kondisi siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga dapat diketahui siswa-siswa yang :
(1)   Cepat dan sangat cepat dalam belajar
(2)   Lambat dan sangat lambat dalam belajar
(3)   Kurang motivasi dalam belajar
(4)   Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar
(5)   Tidak memiliki keterampilaan teknis dalam belajar yang memadai

Pengungkapan hal-hal tersebut di atas dapat dilakukan melalui pengamatan langsung ,analisis hasil belajar dan himpunan data , penyelenggaraan instrumentasi BK ( tes dan inventori), wawancara dengan siswa , analisis laporan ( misalanya laporan dari guru lain ),dan diskusi dengan personil sekolah. Hasil –hasil pengungkapan itu dapat lebih di perkaya lagi melalui koferensi kasus. Semua hasil pengungkapan itu dapat lebih diperkaya lagi melalui konferensi kasus. Semua hasil pengungkapan itu disatukan sehingga diperoleh kesimpulan yang terpadu dan tepat .

Sesuai dengan jenis dan sifat materinya, serta tujuan khususnya, layanan pembelajaran dapat diselerakan dalam bentuk kegiatan klasikal , dan/atau perorangan. Untuk berbagi materi dalam kataitan dengan aspek belajar tertentu, kegiatan klasikal (yang diikuti oleh siswa seluruh kelas yang di maksud) dengan metode ceramah yang disertai tanya jawab dan bahkan diskusi dapat diselenggarakan. Lebih jauh, kelompok-kelompok kecil ‘ dapat dibentuk untuk memperjelas ataupun mempraktekkan materi yang di maksudkan itu.

            Kegiatan mengajar perbaikan dan program pengayaan dapat dilakukan oleh guru kelas. Guru kelas menganalisis hasil belajar seluruh siswa di kelasnya sehingga dapart didefinisikan secara tepat siswa-siswa yang memerlukan pengajaran perbaikan ataupun program pengayaan. Selanjutnya, guru kelas menyusun program kegiatan pengajaran perbaikan atau pengayaan untuk siswa-siswa yang memerlukan. Kegiatan tersebut dapat diselenggarakan secara klasikal , kelompok, dan atau/ individual.

5.      Layanan konseling perorangan

a.      Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan Guru Kelas atau pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.

Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.

b.      Materi Layanan Konseling Perorangan
     
Materi yang dapat diangkat melaui layanan koseling perorangan ada berbagai macam.yang pada dasarnya tidak terbatas. Layanan ini dilaksanakan untuk segenap masalah siswa secara perorangan (dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi , sosial, belajar , dan karier).
            Setiap siswa secara peroran gan dapat membawa masalah yang dalaminya kepada Guru Kelas atau pembimbing . Lebih lanjut, Guru Kelas atau pembimbingh akan melayani siswa dengan berbagai permasalahannya itu, seorang demi seorang , tanpa membedakan pribadi siswa ataupun permasalahannya yang dihadapinya.

c.    Penyelenggaraan Layanan Kongseling Perorangan
Pada dasarnya layanan konseling perorangan terselenggara atas inisiatif siswa yang mengalami masalah. Namun demikian. Guru Kelas tidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan siswa untuk meminta diberi layanan konseling perorangan.
Guru Kelas dapat memanggil siswa untuk mengkonsultasikan masalahnya kepada Guru Kelas. Pemanggilan ini didahului oleh analisis yang mendalam tentang perlunya siswa yang bersangkutan dipanggil, sehingga pemanggilan itu benar-benar beralasan dan kedatangan siswa kepada Guru Kelas akan memberikan hasil yang cukup berarti. Analisis tersebut meliputi antaralain analisis hasil belajar. Hasil instrumentasi bimbingan dan konseling, hasil pengamatan, dan/ atau laporan dari pihak-pihak tertentu.
Kedatangan siswa kepada Guru Kelas dapat pula memalui orng lain , misalnya Kepala sekolah , Guru Mata Pelajaran, Ornag Tua, atau pihak-pihak lain berkenaan dengan cara kedatangan siswa yang tidak sama itu (datang atas kemauan sendiri, karena dipanggil atau disuruh/ melaluyi orang lain) , Guru Kelas tidak boleh membedakan para siswa itu atas cara kedatangan mereka.
Guru Kelas melaksanakan layanan konseling secara intensif dengan menerapkan berbagai teknik konseling dari teknik pengungkapan maslah , sampai teknik pengubahan tingkah laku. Apabila dipelukan Guru Kelas dapat menghtlangankan siswa yang memerlukan konseling kepada pembimbing yang lebih ahli.

6.  Layanan Bimbingan Kelompok
a.   Tujuan dan Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok
layanan bimbingankelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secra bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama dari Guru Kelas) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, angota keluarga dan masyrakat. Dengan demikian, selain dapat membubuhkan saling hubungan yang baik diantara anggota keluarga , kelompok, kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, juga dapat mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang diingankan sebagaimana terungkapdidalam kelompok
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan pengembangan.
b.    Materi Umum Layanan Bimbingan Kelompok
Melalui dinamika  dalam bimbingan kelompok dapat dibahas berbagai hal yang amat beragam (dan tidak terbatas) yang berguna bagi siswa (dalam segenap bidang bimbingan ). Materi tersebut antara lain meliputi :
(1)   Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
(2)   pemahaman tentang berbagai peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar dan masyarakat.
(3)    pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif ( untuk belajar dan kegiatan sehari-hari, serta waktu senggang )
(4)   pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar, timbul kegagalan belajar dan cara-cara penanggulangannya (termasuk EBTA, EBTANAS )
(5)    pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif
(6)   pemahaman tentang dunia kerja dan pilihan jabatan serta perencanaan masa depan (secara sederhana )
(7)   pemahaman tentang pendidikan lanjutan
c.   Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok
            Layanan bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan layanan bimbingan. Agar dinamika kelompok yang berlangsung di dalam kelompok tersebut dapat secara efektif bermanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok, maka jumlah anggota sebuah kelompok tidak boleh terlalu besar, sekitar 10 orang, atau paling banyak 15 orang. Jumlah siswa dalam satu kelas dapat dibagi menjadi 3-4 kelompok.
Untuk kelompok –kelompokm siswa siswa itu Guru Kelas menyusun jadwal kegiatan kelompok secara teratur, misalnya setiap kelompok melaksanakan kegiatan sekali dalam dua minggu, dengan topik-topik bahasan yang bervariasi. Situasi dan kejadian-kejadian aktual, baik disekolah, dirumah, ataupun dimasyarakat ( misalnya banyak siswa yang absen, corat-coret pada dinding kelas atau bangku siswa, mempergunakan sumber-sumber belajar secara lebih efisien, mengisi waktu senggang, bagaimana membantu urusan rumah tangga, peristiwa tabrak lari, kebersihan lingkungan, akibat terlalu banyak nonton televisi, dsb ) perlu dijadikan topik yang hangat untuk dibicarakan oleh setiap kelompok siswa.
Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok perlu mendapat penekanan yang sungguh-sungguh. Melalui bimbingan kelompok mpara siswa :
(1)   diberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Pendapat mereka itu boleh jadi bermacam-macam, ada yang positif dan ada yang negatif. Semua pendapat itu, melalui dinamika kelompok (dan berperannya Guru Kelas atau pembimbing), diluruskan ( bagi pendapat-pendapat yang salah/negatif), disinkronisasikan dan dimantapkan sehingga para siswa :
(2)   memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan itu. Pemahaman yang obyektif, tepat dan luas itu diharapkan dapat :
(3)   menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang bersangkut-paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan didalam kelompok. “Sikap Positif” disini dimaksudkan : menolak hal-hal yang salah/buruk/negatif dan menyokong hal-hal yang benar/baik/positif. Sikap positif ini lebih jauh diharapkan dapat merangsang para siswa untuk :
(4)   menyusun program-program kegiatan guna mewujudkan “penolakan terhadap yang buruk dan sokongan terhadap yang baik” itu. Lebih jauh lagi, program-program kegiatan itu diharapkan dapat mendorong siswa untuk :
(5)   melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana mereka programkan semula.

7.  Layanan Konseling Kelompok
a.      Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan.
b.      Materi Umum Layanan Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompokmyang terjadi didalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul didalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier).
Seperti dalam konseling perorangan, setiap anggota kelompok dapat menampilkan masalah yang dirasakannya. Masalah-masalah tersebut “dilayani” melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok, masalah demi masalah satu persatu, tanpa kecuali, sehingga semua masalah terbicarakan.
c.       Penyelenggaraan Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang saling keterkaitannnya sangat besar. Keduanya mempergunakan dinamika kelompok sebagi media kegiatannya. Apabila dinamika kelompok dikembangkan dan dimanfaatkan secara efektif didalam kedua jenis layanan itu, maka hasil yang dapat diharapkan dicapai melalui kedua jenis layanan itu secara bersama-sama, kecuali hal-hal yang bersangkut paut dengan pemahaman (sebagai fungsi pokok bimbingan kelompok) dan pengentasan masalah (sebagai fungsi pokok konseling kelompok ) adalah suasana kejiwaan yang sehat, antara lain berkenaan dengan spontanitas, perasaaan positif (seperti senang, gembira, rileks, nikmat, puas, bangga), katarsis, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan sosial.
Dalam kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok adalah :
(1)   Membina keakraban dalam kelompok
(2)   Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok
(3)   Bersama-sama mencapai tujuan kelompok
(4)   Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok
(5)   Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
(6)   Berkomunikasi secara bebas dan terbuka
(7)   Membantu anggota lain dalam kelompok
(8)   Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok
(9)   Menyadari pentingnya kegiatan kelompok
Dalam konseling kelompok masalah pribadi setiap anggota kelompok dibicarakan melalui dinamika kelompok. Semua anggota (yang pada dasarnya adalah teman sebaya) ikut secara langsung dan aktif membicarakan masalah kawannya dengan tujuan agar anggota kelompok yang bermasalah itu terbantu dan masalahnya terentaskan.
Pemimpin kelompok (dalam hal ini Guru kelas atau Pembimbing) mengembangkan suasana kelompok sehingga seluruh anggota kelompok bersukarela membuka diri masing-masing dengan (1) mengemukakan masalah pribadinya, dan selanjutnya (2) berpartisipasi aktif membantu kawan (sekelompok) memecahkan masalahnya. Di satu segi, anggota kelompok yang akan mengemukakan masalah pribadinya harus mendapat jaminan bahwa kerahasiaan pribadinya akan terjaga, dan di segi lain anggota kelompok lainnya dengan sungguh-sungguh sanggup menyimpan dan menjaga kerahasiaan semua masalah kawan-kawannya itu. Untuk ini diperlukan teknik tersendiri yang harus benar-benar dikuasai dan diterapkan oleh Guru kelas atau pembimbing.
Untuk setiap masalah, pembicaraan langsung ditujukan kepada teratasinya masalah itu. Semua anggota kelompok ikut serta dalam pembicaraan dengan menyumbangkan pendapat untuk membantu kawannya yang sedang mengalami masalah. Sebagai fasilitator , Guru Kelas atau Pembimbing mengatur lalu lintas dinamika kelompok yang berkembang, melalui penguatan, meluruskan hal-hal yang kurang sesuai, merangsang didiskusikannya lebih lanjut sesuatu yang perlu, dsb. Secara kesseluruhan, pembahasan tentang masalah klien diusahakan mencapai inti permasalahan serta arah dan alternatif pemecahannya,
8.    Operasionalisasi Penyelenggaraan Pelayanan
            Sesuai dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, sebagaimana tertera dalam Bagian Pertama (Panduan Umum) pelayanan bimbingan dan konseling di SD diberikan kepada semua siswa. Berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling diatas perlu dirinci menjadi satuan-satuan kegiatan layanan yang masing-masing diuraikan (lihat lampiran) serta dipersiapkan dengan kebutuhan siswa sebagai sasaran layanan.
            Dalam penyelenggaraan setiap layanan yang sudah dirinci tersebut, Guru Pembimbing perlu memperhatikan dan menerapkan :
(1)   Prosedur dan teknik masing-masing layanan secara tepat.
(2)   Asas-asas dan kode etik profesional bimbingan dan konseling.
(3)   Kerja sama dengan pihak lain. Baik pihak lain disekolah maupun diluar sekolah, sesuai dengan peranan masing-masing pihak tersebut.

B.     KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING

Semua jenis kegiatan pendukung dilaksanakan di SD dan secara langsung dikaitkan pada keempat bidang bimbingan, serta disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa SD. Hasil kegiatan pendukung dipakai untuk memperkuat satu atau beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling.
Beberapa kegiatan pendukung bimbingan dan konseling meliputi kegiatan pokok, sbb :
1.      Aplikasi Instrumentasi
a.      Tujuan dan Fungsi Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi bermaksud mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok). Tujuan utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan penunjang aplikasi instrumentasi ialah fungsi pemahaman.

b.      Materi Umum Aplikasi Instrumentasi
Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling pada umumnya meliputi :
1)      Kondisi keluarga dan lingkungan
2)      Informasi karier dan pendidikan
3)      Sikap, kebiasaan, keterampilan, dan kemampuan belajar
4)      Kemampuan dan kondisi mental dan fisik siswa
5)      Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
c.       Penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi
Untuk mengungkapkan dan mengumpulkan berbagai data dan keterangan yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling di manfaatkan sejumlah instrument, baik yang berupa tes maupun non tes.
Penggunaan instrument standar tidak boleh oleh sembarang orang, melainkan oleh mereka yang telah memiliki kemampuan dan kewenangan khusus untuk menyelenggarakan instrument yang dimaksudkan itu.

2.      Himpunan Data
a.      Tujuan dan Fungsi Himpunan Data
Penyelenggaraan himpunan data bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh penyelenggaraan himpunan data ialah fungsi pemahaman.
b.      Materi Umum Himpunan Data
            Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan data meliputi pokok-pokok data/keterangan tentang :
1)      Identitas siswa dan keluarganya
2)      Hasil aplikasi intrumentasi
3)      Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa
4)      Catatan anecdot
5)      Informasi pendidikan dan jabatan
6)      Laporan dan catatan khusus

c.       Penyelenggaraan Himpunan Data
Himpunan data dapat meliputi hasil wawancara, konferensi kasus, kunjungan rumah, analisis hasil belajar, pengamatan, dan hasil upaya pengumpulan bahan lainnya yang dianggap relevan dengan pelayanan bantuan terhadap siswa.
Keseluruhan data yang dikumpulkan dapat dikelompokkan menjadi
a.      Data pribadi
Himpunan data pribadi dilakukan terpisah untuk setiap siswa. Karena himpunan data pribadi bersifat berkelanjutan, maka harus ada kerja sama antar guru kelas. himpunan data pribadi siswa memang perlu lengkap dan menyeluruh, tetapi harus tetap sederhana, ringkas, dan bersifat seperlunya.
b.      Data kelompok
Data kelompok menyangkut aspek tertentu dari sekelompok siswa, seperti gambaran dari sekelompok siswa, seperti gamabaran menyeluruh hasil belajar siswa satu kelas, hasil sosiometri, laporan penyelenggaraan dan hasil diskusi/belajar kelompok, penyelenggaraan dan isi bimbingan dan konseling kelompok, dsb.
c.       Data umum
Untuk dapat menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, Guru Kelas wajib mengembangkan pemahaman, prosedur dan teknik masing-masing layanan itu melalui pendidikan prajabatan tenaga bimbingan dan konseling serta kegiatan pengembangan lainnya yang diprogramkan secara tepat. Demikian juga, asas-asas dan kode etik bimbingan perlu dihayati sedalam dalamnya dan diterapkan setepat-tepatnya. Asas dan kode etik adalah jiwa dari setiap layanan.
Data Umum tidak secara langsung menyangkut diri siswa baik secara pribadi (perorangan) ataupun kelompok. Data ini berasal dati luar diri siswa, seperti informasi pendidikan dan jabatan. Informasi lingkungan fisik-sosial-budaya. Data ini biasanya dihimpun dalam bentuk tersendiri, misalnya berbentuk buku atau kumpulan leaflet tentang informasi pendidikan, informasi jabatan, informasi social-budaya dan lain sebagainya.
3. Konferensi Kasus
a. Tujuan dan Fungsi Konferensi Kasus
            Dalam konferensi kasus secara spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran, Kepala Sekolah, orang tua dan tenaga ahli lainnya) yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan lebih lanjut serta kemudahan –kemudahan bagi terentasannya permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
            Pembahasan permasalahan dalam konferensi kasus juga menyangkut upaya pengentasan masalah dan peranan masing-masing pihak dalam upaya yang di maksud. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh konferensi kasus ialah fungsi pemahaman dan pengentasan.
b. Materi Umum Konferensi Kasus
            Materi pokok yang dibicarakan dalam konferensi kasus ialah segenap hal yang menyangkut permasalahan (kasus) yang dialami oleh siswa yang bersangkutan. Permasalahan didalami dan dianalisis berbagai seginya baik rincian masalahnya, sebab-sebab dan sangkut-paut antara berbagai hal yang ada didalamnya, maupun berbagai kemungkinan pemecahannya serta factor-faktor penunjangannya.
c. Penyelenggaraan Konferensi Kasus
            Tidak semua masalah siswa perlu dikonferensi kasuskan. Guru kelas menyelenggarakan konferensi kasus hanya apabila untuk penanganan suatu masalah siswa diperlukan data/keterangan tambahan atau masukan dari pihak-pihak tertentu.
            Guru kelas sebagai penyelenggara pertemuan menjelaskan tujuan konferensi kasus dan menguraikan secara garis besar kasus yang hendak dibicarakan. Dalam seluruh pembicaraan, asas kerahasiaan harus diselenggarakan secara ketat. Untuk kelas tinggi di SD, rencana penyelenggaraan konferensi kasus dibicarakan terlebih dahulu dengan siswa yang bermasalah. Isi pembicaraan didalam konferensi kasus sama sekali tidak boleh dibocorkan atau dibicarakan ditempat lain.
            Dalam pertemuan itu Guru kelas mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data/keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan permasalahan siswa yang kasusnya sedang dibicarakan. Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses ialah apabila Guru kelas memperoleh data/keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengetasan masalah siswa.
4. Kunjungan Rumah
a. Tujuan dan Fungsi Kunjungan Rumah
            Kunjungan rumah mempunyai tujuan pokok, yaitu untuk memperoleh berbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa, dalam rangka pembahasan dan pengetasan permasalahan siswa.
            Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan kunjungan rumah ialah fungsi pemahaman dan pengentasan.

b. Materi Umum Kunjungan Rumah
            Dengan kunjungan rumah akan diperolah berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar. Kemungkinan ada sangkut –pautnya dengan permasalahan siswa. Data/keterangan ini meliputi :
(1)   Kondisi rumah tangga dan orang tua
(2)   Fasilitas belajar yang adadirumah
(3)   Hubungan antar anggota keluarga
(4)   Sikap dan kebiasaan anak (siswa)dirumah
(5)   Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga lainnya terhadap anak (siswa)
(6)   Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak dan pengetasan masalah anak (siswa)
c. Penyelenggaraan Kunjungan Rumah
            Untuk kunjungan rumah Guru kelas perlu mengadakan persiapan berupa :
(1)   Pembicaraan dengan siswa yang bersangkutan tentang rencana kunjungan rumah
(2)   Rencana yang matang yang mencakup antara lain :
(a)    Waktu kunjungan
(b)   Isi kunjungan
(3)   Pemberitahuan kepada orang tua yang akan dikunjungi

Anggota keluarga diminta mengemukakan segala hal yang penting berkenaan dengan masalah siswa, dan hal itu semua akan dirahasiakan oleh Guru kelas.
Hasil yang diharapkan dari kunjungan rumah yang sukses ialah apabila Guru Kelas memperoleh data/keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan memperoleh komitmen yang kuat dari orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk memecahkan masalah tersebut.
5. Alih Tangan Kasus
a. Tujuan dan Fungsi Alih Tangan Kasus
            Guru kelas dapat mengalih tangankan permasalahan siswa kepada ahli-ahli lain yang relevan, seperti Guru Pembimbing, konselor, dokter, psikiater, ahli agama, dan lain-lain.
            Alih tangan kasus bertujuan mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli
            Fungsi Utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih tangan ialah fungsi pengetasan.
b. Materi Umum Alih Tangan Kasus
            Materi yang dialih tangankan ialah bagian dari permasalahan yang belum tuntas ditangani oleh Guru Kelas . materi khusus itu perlu dialihtangankan karena Guru Kelas tidak secar khusus membidangi materi itu, atau dengan kata lain, materi diluar bidang keahlian ataupun kewenangan Guru Kelas.
c. Penyelenggaraan Alih Tangan Kasus
            Alih tangan kasus hanya dilakukan apabila Guru Kelas menjumpai kenyataan bahwa sebagian atau keseluruhan inti permasalahan siswa berada diluar kemampuan / kewenangan Guru Kelas.
             Proses Alih tangan dimulai dengan pembicaraan dengan siswa yang bersangkutan tentang perlunya mengalihtangan kan kasus itu(terutama siswa kelas tinggi) selanjutnya dengan surat pengantar sebagaimana layaknya, kasus itu diantarkan kealamat yang di tuju. Surat pengantar disertai dengan gambaran secara garis besar materi khusus permasalahan yang dialihtangankan.
            Dengan membawa  surat pengantar itu, siswa yang bersangkutan (siswa kelas tinggi) menemui ahli yang dimaksud. Penanganan masalah siswa sepenuhnya berada ditangan ahli tempat alih tangan itu.

6. Operasionalisasi dan Penggunaan Hasil kegiatan Pendukung
            Penyelenggaraan kegiatan pendukung perlu menerapkan secara tepat prosedur dan teknik untuk setiap kegiatan itu. Demikian pula asas-asas dan kode etik bimbingan harus melandasi setiap kegiatan. Kerjasama berbagai pihak, sesuai dengan peranannya masing-masing, akan lebih menjamin  suksesnya kegiatan yang dimaksudkan.
            Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/ membantu penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Dalam kaitan ini perlu diingatkan bahwa pendukung menjadi kurang penting dan tidak perlu dilaksanakan.
            Kegiatan pendukung tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai mendesak dan mengecilkan penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih utama itu. Keadaan yang terbaik adalah apabila segenap layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara dengan mantap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar