"Selamat Datang di Blog Saya"

Rabu, 09 Januari 2013

PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD: KELAS V DAN VI


KEL VI
PELAKSANAAN PELAYANANBIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
KELAS V DAN VI

Perkembangan siswa Kelas V dan VI sudah jauh lebih maju daripada siswa-siswa kelas sebelumnya. Lagi pula siswa dikelas tinggi SD itu sudah hampir (atau bahkan sebagian sudah) mengakhiri masa anak-anaknya dan mulai memasuki masa remaja awal. Oleh karena itu permasalahan yang dapat timbul pada diri mereka berkemungkinan semakin banyak, semakin kompleks.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas selain merupakan kelanjutan dari layanan-layanan sebelumnya, pelayanan bimbingan dan konseling perlu mengantisipasi dan memuat materi bimbingan dan konseling yang lebih bervariasi, meluas, mendalam, dan kompleks. Jenis layanan perlu dilengkapi, yaitu ditambah dengan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling pun perlu dilengkapi dan diperkuat.

A.    LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1.      Layanan Orientasi dan Informasi
a.      Materi Layanan Orientasi dan Informasi
Materi layanan orientasi dan informasi di kelas V dan VI lebih luas dan berkembang daripada hal yang sama di kelas-kelass sebelumnya. Materi tersebut meliputi pokok-pokok berikut :

(1)   Materi Bimbingan Pribadi
(a)    Pemantapan materi dikelas III dan IV
(b)   Orientasi kemampuan mengikuti Kelas V (baru) dan Kelas VI (baru)
(c)    Informasi tentang perlunya dan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengenal kemampuan, bakat dan minat, serta bentuk penyaluran dan pengembangannya.

(2)   Materi bimbingan konseling
(a)    Pemantapan materi di kelas III dan IV
(b)   Informasi tentang pentingnya tata karma pergaulan dengan teman yang berjenis kelamin sama dan yang berjenis kelamin sama.
(c)    Informasi tentang perlunya menerapkan nilai-nilai agama, social, adat istiadat, budaya dan hokum dalam pergaulan.
(d)   Informasi tentang perlunya berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar.
(e)    Informasi tentang perlunya memiliki kemampuan yang baik dalam mengemukakan pendapat.

(3)   Materi bimbingan belajar
(a)    Pemantapan materi kelas III dan IV
(b)   Orientasi belajar di kelas V dan VI (baru)
(c)    Informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainnya yang perlu dikembangkan di kelas V atau VI
(d)   Informasi tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik disekolah maupun dirumah), kegiatan olahraga, latihan keterampilan, pelajaran tambahan, dan kegiatan ekstra kulikuler, sesuai dengan tingkatan kelasnya (kelas V atau kelas VI)
(e)    Informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar, termasuk alat-alat olahraga, yang ada dikelas V atau VI dan bagaimana memanfaatkannya.
(f)    Informasi tentang bagaimana mencatat materi pelajarandari guru secara efektif dan efesien, serta bagaimana membuat ringkasan pelajaran.
(g)   Informasi tentang bagaimana belajar di tempat latihan keterampilan, dan dilapangan olahraga.
(h)   Informasi tentang bagaimana membaca buku secara efektif dan efesien, meringkas buku, dan belajar diperpustakaan.
(i)     Informasi bagaimana mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, menjawab soal-soal ujian, serta mengikuti EBTA dan EBTANAS.
(j)     Informasi tentang syarat-syarat lulus SD dan apa akibatnya kalau tidak lulus SD.
(k)   Informasi tentang syarat-syarat memasuki dan medaftarkan diri untuk masuk SLTP atau sekolah yang sederajat.
(l)     Informasi tentang sekolah lanjutan yang dapat dimasuki oleh lulusan SD pada umumnya dan orientasi keadaan sekolah-sekolah tersebut yang terdapat di sekitar SD yang bersangkutan.

(4)       Materi bimbingan karier
(a)    Pemantapan materi di Kelas III dan IV
(b)   Informasi lanjutan dan lebih kompleks tentang pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan, misalnya pekerjaan-pekerjaan pertanian yang lebih luas, pekerjaan di industri dan perusahaan, usaha perdagangan yang lebih luas (toko, bank, asuransi, dsb), usaha angkutan yang lebih luas (transport antarkota, pelayaran, penerbangan), serta berbagai pekerjaan yang bersifat keahlian (seperti guru, dokter, insinyur, dsb).
(c)    Informasi tentang saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain serta hubungannya dengan konsumen.
(d)   Informasi tentang kemampuan khusus yang diperlukan untuk menjabat pekerjaan tertentu untuk ini diperlukan bakat, minat, dan keterampilan tertentu.
(e)    Informasi tentang diperlukannya keuletan dan ketabahan dalam mengejar dan mengembangkan karier tertentu. Untuk ini diperlukan pertimbangan yang hati-hati dan matang untuk memilih pekerjaan atau karier tertentu.
(f)    Informasi tentang diperlukannya berbagai informasi yang tepat berkenaan dengan pemilikan pekerjaan atau karier.
(g)   Informasi awal tentang sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita karier tertentu.

b.      Pelaksanaan Layanan Orientasi dan Informasi
            Butir-butir di atas menggambarkan bahwa layanan orientasi dan informasi di kelas-kelas tinggi SD memang lebih kompleks. Untuk menyelenggarakan layanan seperti itu sering kali Guru Kelas tidak sepenuhnya mampu. Guru Kelas perlu mendatangkan narasumber dari luar sekolah. Peranan Kepala Sekolah dalam mendatangkan narasumber itu amat menentukan. Demikian juga, para siswa (khususnya Kelas VI) dapat dibawa untuk meninjau (melakukan orientasi) ke SLTP tempat mereka akan melanjutkan pelajaran, dan ke tempat-tempat kerja sederhana (misalnya industri/perusahaan kecil).

2.      Layanan Penempatan/Penyaluran
a.      Materi Layanan Penempatan/Penyaluran
        Pola dan materi layanan ini tetap sama dengan layanan sejenis yang dilakukan di Kelas III dan IV, yaitu:
(1)   Penempatan/penyaluran ke posisi duduk di dalam kelas, ke dalam kelompok belajar, dan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler (untuk bimbingan pribadi).
(2)   Penempatan/penyaluran ke dalam kelompok kegiatan sebaya dan kegiatan kesiswaan (untuk bimbingan sosial).
(3)   Penempatan/penyaluran dalam kelompok belajar, program pengayaan dan/atau perbaikan, kegiatan penyiapan diri untuk mengikuti ulangan, ujian, ujian akhir, atau EBTA/EBTANAS.
(4)   Materi bimbingan karier di Kelas V dan VI mendapat peningkatan, yaitu seiring dengan informasi tentang pekerjaan/karier yang diperoleh siswa, maka para siswa hendaknya ditempatkan/disalurkan ke dalam kelompok-kelompok yang mempelajari:
(a)    Berbagai jenis pekerjaan sebagaimana informasinya ingin diperoleh.
(b)   Sekolah lanjutan sebagaimana informasinya ingin diperoleh, khususnya dikaitkan dengan aspek-aspek pekerjaan dan/atau karier tertentu.

b.   Pelaksanaan Layanan Penempatan/Penyaluran
        Dalam melaksanakan layanan penempatan/penyaluran Guru Kelas perlu membicarakannya dengan siswa yang bersangkutan tentang alasannya dan keuntungan-keuntungannya. Apabila siswa menolak, perlu dibicarakan lebih mendalam (kalau perlu dengan mengikutsertakan orang tua) sehingga rencana penempatan/penyaluran itu dapat dipakai dan diterima untuk dilaksanakan.

3.    Layanan Pembelajaran
      Layanan pembelajaran bermaksud menguatkan sikap dan kebiasaan belajar yang telah terbina  sejak Kelas I s.d Kelas IV serta mendorong lebih jauh lagi penguasaan siswa terhadap berbagai hal yang diperlukan baik yang menyangkut mata pelajaran yang diikutinya maupun aspek-aspek lain dalam kehidupannya sebagai pelajar, anggota keluarga, warga masyarakat, dan warga negara.

a.   Materi layanan Pembelajaran
         Materi layanan pembelajaran meliputi hal-hal pokok berikut:
(1)   Materi bimbingan pribadi
(a)    Pemantapan materi di Kelas III dan IV.
(b)   Upaya memahami kekuatan diri siswa dan upaya pengembangannya, dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar.
(c)    upaya memahami kelemahan diri siswa dan upaya penangulangannya, dalam kaitrannya dengan keberhasilan belajar.
(d)   upaya memahami bakat dan minat siswa serta penyaluran dan pengembangannya, dalam kaitannya dengan keberhasilan yang lebih luas.
(e)    upaya (sederhana) bagi siswa untuk merencanakan, menyelenggarakan dan mempertahankan hidup sehat

(2)   Materi bimbingan sosial
(a)    pemantapan materi di Kelas III dan IV.
(b)   upaya analisis dan penilaian terhadap pergaulan siswa dengan teman sebaya dengan jenis kelamin sama atau berbeda, - hasil analisis dan penilaian ini menjadi bahan bagi upaya perbaikannya.
(c)    analisis dan penilaian terhadap bahasa yang dipakai oleh siswa(baik lisan maupun tertulis) – hasil analisis dan penilaian ini menjadi bahan bagi upaya perbaikannya.
(d)   upaya bantuan kepada siswa untuk berani dan mampu mengemukakan pikiran dan pendapat serta argumentasi secara tepat kepada orang lain.
Catatan :   Semua hal tersebut di atas ditinjau dari sopan santun dan tata krama, nilai-nilai agama, sosial, adat istiadat, budaya, dan hukum.
(3)   Materi bimbingan belajar
(a)    pemantapan materi di Kelas III dan IV.
(b)   bantuan kepada siswa dalam pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah maupun di rumah), dan kegiatan-kegiatan lainnya.
(c)    bantuan kepada siswa dalam menemukan dan menggunakan sumber dan alat bantu belajar yang diperlukan (jika perlu sampai mencari di luar sekolah) demi keberhasilan belajarnya.
(d)   bantuan kepada siswa dalam mencatat materi pelajaran dan membuat ringkasan pelajaran.
(e)    bantuan kepada siswa tentang bagaimana belajar di tempat latihan keterampilan, dan dilapangan olahraga.
(f)    bantuan kepada siswa dalam hal membaca buku yang efisien, meringkas buku, dan belajar diperpustakaan.
(g)   bantuan kepada siswa dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti ulangan dan ujian-ujian.
(h)   kegiatan diskusi tentang kemungkinan tamat dari SD dan memasuki sekolah lanjutan.

(4)   Materi bimbingan karier
(a)    pemantapan materi di Kelas III dan IV.
(b)   diskusi untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang :
·         berbgai jenis pekerjaan dan upaya memperoleh penghasilan.
·         saling ketergantungan antara berbagai jenis pekerjaan.
·         kemampuan khusus untuk pekerjaan tertentu – apakah siswa dapat dimungkinkan memiliki kemampuan itu ?
·         sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita pekerjaan atau karier.

b.   Pelaksanaan Layanan Pembelajaran
Jelaslaslah bahwa materi layanan pembelajaran cukup luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penguasaan materipelajaran semata, aspek-aspek pengembangan pribadi, hubungan sosial dan arah kecenderungan pekerjaan atau karier perlu dipelajari dengan baik.
Untuk menyelenggarakan layanan itu Guru Kelas memerlkan bantuan, baik narasumber ataupun Guru Pembimbing. Di samping itu, Guru Kelas dapat mengaktifkan siswa-siswa yang pandai di kelasnya menjadi “tutor sebaya”untuk membantu kawanannya dalam mencapai berbagai materi kegiatan layanan pembelajaran itu. Tutor sebaya itu perlu diberi pengarahan terlebih dahulu oleh Guru Kelas tentang apa yang harus dilakukannya.

4.      Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling perorangan di kelas tinggi SD adalah mungkin dilaksanakan mengingat :

a.       permasalahan yang dialami oleh siswa dapat amat kompleks dan perlu diatasi sendiri dan setuntas mungkin.

b.      siswa sudah mampu mengutarakan diri sendiri dengan bahasa yang jelas, dan telah mampu pula menangkap dengan hal-hal yang dikatakan oleh konselor dalam hubungan konseling.

Masalah-masalah siswa yang mungkin perlu ditangani melalui layanan konseling perorangan dapat beraneka ragam, baik masalah yang menyangkut kedirian siswa, hubungan sosial, masalah belajar, maupun pengembangan karier. Apabila Guru Kelas belum mampu menyelenggarakan konseling perorangan itu, siswa-siswa yang memerlukannya dapat dialihtangankan kepada Guru Pembimbing.

5.      Layanaan Bimbingan Kelompok

Dalam bimbingan kelompok sejumlah siswa berkumpul dan melakukan interaksi sosial untuk menerima dan atau membahas hal-hal yang disampaikan oleh narasumber. Hal-hal yang disampaikan dan dibahas adalah sesuatu yang berguna bagi para siswa, dan melalui pembahasan yang lebih lengkap an mendalam para siswa akhirnya dapat mempergunakan hasil bahasannya itu bagi pengembangan dirinya.

Para siswa kelas V dan kelas VI sudah mampu terlibat langsung di dalam kegiatan kelompok yang membahas berbagai topik, seperti informasi pekerjaan, upaya mempersiapkan diri untuk ujian, rencana melanjutkan pelajaran ke SLTP, keadaan kebersihan lingkungan, dan sebagainya. Dalam kegiatan kelompok itu tugas Guru Kelas ialah sebagai pemberi bahan dan atau perangsang dimunculkannya oleh para siswa topic-topik yang akan dibahas, Serta mengarahkan jalannya pembahasan agar secara tepat mencapai sasaran pembicaraan  
     Guru kelas sebagai pemimpin kelompok mengatur lalu lintas pembicaraan , men jembatani berbagai pendapat dan argumentasi yang berbeda , meluruskan isi pembicaraan yang kurang tepat, serta memperluas, memperkaya dan memantapkan hasil pembicaraan kelompok sehingga keseluruhan nya berguna bagi para anggota kelompok itu. Pemimpin kelompok juga perlu mendorong semua anggota kelompok untuk berani mengemukakan pendapat dan berpartisipasi aktif secara penuh dalam kegiatan kelompok. Dengan aktifitas dalam kelompok, seluruh anggota kelompok akan memperroleh manfaat bagi kemampuan hubungan sosial
6. Layanan konseling kelompok 
Apabila bimbingan kelompok membahas hal-hal yang bersifat umum yang menyangkut banyak orang yaitu topik-topik yang di ambil dari luar diri masing-masing siswa maka konseling kelompok membahas permasalahan pribadi atau di derita oleh masing-masing siswa yang menjadi anggota kelompok. Permasalahan pribadi itu satu persatu di kemukakan dalam kelompok oleh siswa si empunya masalah, kemudian di bicarakan bersama oleh seluruh anggota kelompok bagaimana memecahkan masalah pribadi itu. semua anggota  kelompok ikut menyumbang terhadap pemecahan setiap masalah yang di kemukakan itu . masalah-masalah itu dapat sangat bervariasi dari masalah-masalah kedirian siswa, hubungan sosial masalah belajar sampai masalah karir
Sebagaimana dalam bimbingan kelompok, peranan pembimbing (Konselor) dalam konseling kelompok ialah sebagai pembangun suasana kebersamaan untuk memecahkan masalah yang di alami oleh anggota kelompok,mengatur lalu lintas pembicaraan, menjembatani berbagai argumentasi yang berbeda yang tumbuh dalam pembicaraan kelompok, meluruskan, memperkaya dan memantapkan isi pembicaraan yang di hasilkan oleh kelompok, dan menjaga kode etik konseling, khususnya berkenaan dengan asas kerahasiaan. Dengan bimbingan pemimpin kelompok (Konselor) masing-masing anggota menyumbangkan berbagai hal yang berharga bagi tertuntaskannya  masalah yang di derita oleh salah seorang anggota kelompok.apabila kelompok itu berjalan berkelanjutan (Setiap kali pertemuan misalnya berlangsung dalam waktu satu /dua jam ), maka seluruh masalah yang di alami semua anggota kelompok akan terbicarakan secara tuntas.
Berhubungan dengan semakin kompleks nya permasalahan yang mungkindi alami para siswa, konseling kelompok itu tidak mustahil di perlukan bagi siswa-siswa kelas tinggi di SD. Apabila Guru Kelas kurang sepenuhnya mampu menyelenggarakan layanan konseling kelompok, Guru pembimbing dari SLTP/SLTA terdekat dapat di mintakan bantuan nya
B.     KEGIATAN MENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
1.      Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Siswa-siswa kelas V dan VI di SD telah mampu mengisi berbagai angket sederhana dan mengerjakan berbagai alat ungkap, seperti alat ungkap permasalahan yang di hadapi siswa. Apa bila di perlukan mereka juga dapat mengerjakan berbagai teks (Misalnya tes intelegensi, tes bakat ). Penyelenggaraan berbagai instrumen itu dapat dilaksanakan dengan memakai jasa petugas dari luar sekolah (Misalnya Guru Pembimbing). Hasilnya dapat menjadi dasar pertimbangan bagi pelaksana layanan tertentu.
Semua data hasil instrumentasi diatas selanjutnya dapat melengkapi himpunan data masing-masing siswa yang telah terhimpun dengan membawa serta seluruh himpunan data sejak kelas I. Dengan demikian himpunan data siswa kelas VI secara ideal akan meliputi :
a.       Identitas pribadi siswa,
b.      Latar belakang rumah dan orang tua,
c.       Sejarah kesehatan siswa,
d.      Perkembangan nilai-nilai hasil belajar,
e.       Kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain diluar sekolah,
f.       Mental,bakat dan minat,seta kondisi kepribadian
g.      Hasil tes diagnosis
h.      Minat dan cita-cita awal pendidik dan jabatan
i.        Prestasi khusus yang pernah diperoleh,dan karya khusus.
j.        Berbagai catatan anekdok

2.      Konferensi Kasus
      Berhubung dengan lebih luasnya permasalahan siswa kelas V dan VI, konferensi kasus yang diselenggarakan untuk mereka mungkin memerlukan keikutsertakan pihak-pihak yang lebih luas pula, misalnya perangkat desa atau kecamatan, karang taruna dan sebagainya, sesuai dengan kandungan masalah yang di bahas. Dengan lebih luasnya ruang lingkup konferensi kasus itu makain di tuntut pula tanggang jawab guru kelas menjaga kerahasiaan masalah siswa, di samping kemampuan untuk berbagai informasi dari sebuah yang berpariasi untuk pada akhirnya di pakai dalam bentuk-bentuk layanan bimbingan dan konseling.

3.      Kunjungan Rumah
 Siswa Kelas V dan VI SD lebih besar lagi kemampuannya untuk diaktifkan dalam kunjungan rumah demi teratasinya masalah-masalah mereka. Sebagian data tentang rumah dankeluarga bahkan diharapkan dapat diperoleh dari siswa yang bersangkutan secara langsung.

4.      Ahli Tangan Kasus
     Pembahasan tentang rencana alih tangan kasus telah dapat dilakukan secara penuh dengan siswa Kelas V dan VI yang bersangkutan. Kesadaran siswa tentang perlunya alih tangan itu dapat dipahami dan diterima oleh siswa dan orang tuanya akan merupakan modal utama bagi keberhasilan alih tangan kasus tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar